Jumat, 05 Juni 2009

desa dan kota

STRUKTUR RUANG DESA DAN KOTA

Struktur ruang desa

Struktur ruang di pedesaan biasanya masih bersifat sederhana. Secara umum, struktur desa dibagi menjadi dua begian, yaitu ruang yang memiliki fungsi sosial dan ruang yang memiliki fungsi ekonomi. Wilayah perkampungan penduduk merupakan ruang yang memiliki fungsi sosial. Interaksi antaranggota keluarga dan masyarakat terjadi di wilayah ini. Wilayah pertanian, merupakan wilayah yang memiliki fungsi ekonomi. Penduduk mengolah lahan pertanian untukk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun dijual ke daerah lainnya.

Luas penggunaan lahan untuk pertanian dan perkampungan tentunya berbeda antara satu desa dengan desa lainnya. Desa yang telah maju biasanya memiliki persentase lahan pertanian yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk yang semakin banyak sehingga lahan yang diperlukan untuk membangun pemukiman semakin bertambah. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk . Pada akhirnya, jika lahan pemukiman lebih banyak dibandingkan dengan lahan pertanian disertai dengan berkembangnya area perdagangan, maka struktur desa berubah menjadi struktur ruang kota.

Dilihat dari bentuknya, perkampungan di desa memiliki pola yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografis setempat seperti adanya sungai atau jalan sebagai sarana transportasi utama dan kondsi topografi yang berbukit atau datar. Berdasarkan bentuknya, pemukiman dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe memusat dan tipe terpancar.

1. Bentuk pemukiman memusat

Bentuk pemukiman memusat merupakan bentuk pemukiman yang mengelompok. Pemukiman tersebut bisa berupa dukuh atau dusun (hamlet) yang terdiri atas rumah yang jumlahnya kurang dari 40 dan kampung yang yang terdiri atas 40 hingga ratusan rumah. Di sekitar dukuh atau kampung dikelilingi oleh lahan pertanian, peternakan, kehutanan dan lain-lain sebagai sumber ekonomi penduduk. Di indonesia, pemukiman tradisional umumnya berbentuk memusat.

Pemukiman yang memusat juga memiliki bentuk yang beragam. Bentuk pemukiman memusat seperti berbentuk bujur sangkar umumnya ditemukan di daerah pertanian. Bentuk pemukiman memusat yang berbentuk linear biasanya ditemukan di sepanjang garis pantai, sungai, jalan .

2. Bentuk pemukiman terpencar

Bentuk pemukiman terpencar adalah suatu bentuk pemukiman yang terdiri atas sejumlah rumah yang letaknya saling berjauhan antara satu dengan yang lainnya. Bentuk perkampungan semacam ini banyak ditemukan di negara amerika serikat, kanada, australia, dan eropa barat yang umumnya adalah negara-negara maju.

Umumnya pemukiman dengan bentuk seperti ini dihuni oleh petani yang memiliki luas lahan yang besarnya mencapai puluhan hektar (bandingkan dengan luas rata-rata pemilikan lahan pertanian di jawa yang hanya 2,5 hektar/petani). Para petani tersebut tinggal berjauhan dari beberapa kilometer sampai puluhan kilometer. Walaupun tinggal berjauhan atau menyendiri, pertanian yang mereka garap dilengkapi dengan gudang, peralatan pertanian modern, penggilingan, lumbung dan kandang ternak. Jika memerlukan tenaga kerja, mereka dapat memperolehnya dari perkampungan lain yang berbentuk terpusat.

Struktur ruang kota

Setelah mempelajari ciri-ciri kota sebagaimana diungkapkan di muka, nampaknya struktur ruang di kota jauh lebih beragam dibanding di desa. Pada kota-kota besar, struktur tesebut lebih kompleks dibanding karena jenis aktivitas penduduk yang juga lebih beragam. Beberapa ahli perkotaan seperti ernest w. Burgess, homer hoyt, serta c.d. harris dan e.l. ullman membuat struktur kota secara ideal. Namun demkian, pada kenyataannya banyak kota yang memiliki struktur lebih rumit, bahkan tidak memiliki struktur yang jelas.

1. Teori konsentris dari Ernest W. Burgess

Teori zona konsentris yang dikembangkan oleh Ernest w. Burgess, membagi kota kedalam lima zona yang berbentuk memusat.

Kelima zona tersebut adalah sebagai berikut.

a. Zona pusat daerah kegiatan (PDK)

zona pusat kegiatan atau disebut pula central bussiness district(CBD). Dalam zona ini terdapat toko-toko besar dan gedung perkantoran seperti bank, pertokoan, dan rumah makan.

b. Zona peralihan atau zona transisi

zona transisi masih terikat dengan zona pusat kegiatan. Pada zona ini terdapat penduduk yang tidak stabil, baik ditinjau dari tempat tinggal, maupun dari segi ekonomi. Penduduk di wilayah ini umumnya adalah penduduk miskin. Biasanya, seiring dengan perkembangan kota, daerah ini menjadi sasaran pembangunan gedung-gedung untuk perhotelan, tempat parkir, dan jalan-jalan utama.

c. Zona pemukiman kelas proletar

zona ini disebut juga zona working men’s homes atau kaum pekerja. Penduduk di wilayah ini umumnya kurang mampu dilihat dari segi pendapatan. Perumahan yang dibangun relatif kecil tetapi masih lebih baik dibanding pada zona transisi.

d. Zona pemukiman kelas menengah (residential zona)

sesuai dengan namanya, zona ini terdiri atas pemukiman para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Karena itu, pemukimannya lebih baik dibanding dengan zona proletar.

e. Zona penglaju (zona commuters)

zona ini dihuni oleh para penglaju yaitu mereka yang bekerja di kota tetapi tinggal di daerah belakang atau hinterland. Karena itu, setiap hari mereka pulang pergi dari rumah ke tempat kerja menggunakan berbagai jenis kemdaraan.

2. Teori sektor dari Homer Hoyt

Menurut hoyt, perkembangan di daerah perkotaan tidak mengikuti zona-zona yang teratur secara konsentris, melainkan berupa sektor-sektor. Menurutnya, daerah-daerah industri berkembang sepanjang lembah sungai dan jalur lintasan kereta api yang menghubungkan kota tersebut dengan kota lainnnya. Hoyt beranggapan bahwa daerah-daerah yang memiliki sewa tanah atau harga tanah yang tinggi akan terletak di tepi luar dari kota. Selain itu, dia juga beranggapan bahwa daerah-daerah yang memiliki sewa dan harga tanah yang rendah merupakan jalur yang mirip dengan potongan kue tart, sehingga bentuk struktur ruang kota tidak konsentris.

Menurut Hoyt pola keruangan kota adalah sebagai berikut.

a. Zona pusat daerah kegiatan berada pada pusat atau tengah kota seperti halnya dalam teori konsentris. Pada zona ini terdapat kantor, hotel, pusat perbelanjaan, pasar, bioskop, dan berbagai pusat aktivitas manusia lainnya.

b. manufaktur dan grosir memanjang ke arah luar dari pusat kota.

c. di dekat atau di sekitar pusat kota terdapat zona pemukiman kelas rendah.

d. berbatasan dengan zona pemukiman kelas rendah ke arah luar terdapat zona pemukiman kelas menengah.

e. zona pemukiman kelas tinggi memanjang mulai dari pusat kota sampai ke arah luar kota.

3. Teori inti berganda (multiple nucklei) dari harris dan ullman

harris dan ullman mengembangkan pola keruangan kota yang membagi kota menjadi sejumlah inti yang masing-masing berdiri sendiri..




Tidak ada komentar: